Wednesday 12 December 2012

Kita Tak Pernah Gagal


Banyak di antara kita yang merasakan hidup ini diwarnai dengan kegagalan, kekecewaan, tidak sesuai dengan apa yang diinginkan. Pernahkah kita menyadari bahwa hidup itu tidak pernah gagal dan semua itu adalah yang kita inginkan?

Mana mungkin aku ingin gagal seperti ini? Mungkin sebagian yang membaca kalimat di atas akan berpikir seperti itu. Bagaimana mungkin gagal adalah keinginan saya? Jawabnya bisa ya dan bisa juga tidak. Kalau gagalnya adalah salah satu fase yang terjadi dalam meraih sesuatu, itu namanya bukan gagal, tapi konsekuensi dari belajar. Seperti halnya sewaktu kecil terjatuh ketika belajar naik sepeda, jatuh dari sepeda adalah konsekuensi dari belajar, bukan kegagalan.

Namun apabila kegagalan terjadi terus menerus, di titik yang sama, seumpama setiap kali membuka usaha selalu bangkrut, hati-hati, mungkin kegagalan tersebut adalah faktor dari dalam yang menginginkannya.

Sebagai contoh, pernahkan sewaktu kecil berkata dalam hati, “Nanti kalau aku sudah besar, aku nggak mau diatur uangku, aku akan jajan semauku.” Biasanya sih banyak yang punya perkataan dalam hati seperti ini, terutama yang pada waktu kecil keuangan dibatasi, baik karena keadaan ataupun karena didikan orang tua. Akibatnya ketika dewasa, kesulitan melakukan manajemen keuangan, akibat “janji hati” yang tidak sengaja terucap. Yang melekat di hati, tanpa sadar menjadi hal yang kita inginkan, yang kita inginkan terjadi artinya tidak gagal kan?

Apabila kegagalan terjadi terus menerus, sudah sepantasnyalah berintrospeksi, kita lihat apakah ini terjadi akibat keyakinan salah yang melekat dalam hati kita. 

Apa yang sudah melekat di hati, tidak mudah dihapuskan. Namun kalau mengubah keyakinan hati dengan tujuan untuk mendekatkan dengan kesuksesan, tidak ada salahnya dilakukan. Dengan menghargai dan mensyukuri kehidupan, adalah salah satu cara mengubah keyakinan hati, tentunya yang diubah atau dihilangkan adalah keyakinan negatif.

Mudah-mudahan bermanfaat.

No comments:

Post a Comment