Anak kedua saya perempuan, dan tidak ditindik telinganya. Banyak dan seringkali orang bertanya, “kenapa nggak ditindik” atau sekedar berkomentar, “cewek kok nggak ditindik.” Ditambah dengan niat baik, mereka menambahkan kalau ditindik pas sudah dewasa sakit, bisa melenceng dan sebagainya.
Saya berpikir kalau menindik bayi perempuan itu melanggar hak asasi manusia, karena saya melakukan perubahan pada fisiknya tidak dengan tujuan kesehatan.
Sejauh ini saya mencari, saya tidak menemukan di literatur mana pun bahwa menindik telinga itu bermanfaat bagi kesehatan. Apabila bermanfaat, tentunya bayi laki-laki pun seharusnya ditindik telinganya, sama-sama punya telinga.
Ada yang mengatakan, tindik telinga bertujuan untuk membedakan bayi laki-laki dan perempuan. Apabila hanya menjadi sekedar pembeda, bayi memakai rok atau memakai bando pun bisa terlihat kalau ini adalah bayi perempuan, tanpa harus melukai fisiknya. Itu pun jujur saja, saya tidak terlalu peduli, anak saya banyak memakai baju unisex yang nyaman, rok bayi seringkali ada hiasan-hiasan tidak perlu yang membuatnya gatal.
Memakai anting pun berbahaya, rawan jatuh dan dipungut bayi sehingga tertelan atau melukai bayi. Bahan pencampur anting pun seringkali menimbulkan alergi.
Berdasarkan pertimbangan di atas, saya tidak menemukan alasan sedikit pun untuk menindik telinga anak saya.
Apakah bayi perempuan Anda ditindik telinga?
Mbak..samaan anak kedua saya juga perempuan dan tidak akan saya tindik..biarlah nanti dia saja yang menentukan mau ditindik atau tidak :)
ReplyDeleteSetuju sama kamu mom