Thursday 20 December 2012

Jurnalisme Fiksi


Why does the sun go on shiny, why does the sea rush to shore
Don’t they know, it’s the end of the world...... (the Carpenter)

Hari ini di Facebook, twitter dan BBM dipenuhi status, kiamat batal. Mengingatkan saya, sebenarnya ramalan kiamat sudah sering terjadi. Saya ingat di waktu saya kecil ada ramalan kiamat (saya googling tidak ketemu yang dimaksud). Sekitar masuk SD saya sudah lancar membaca, kebetulan di rumah langganan koran. Inilah awalnya...

Di koran tersebut pernah ada berita bersambung mengabarkan kiamat, tidak ingat pasti tepatnya kiamat bagaimana. Saya ikuti berita bersambung itu dan akibatnya saya dirundung kecemasan luar biasa. Saya dari kecil ikut nenek, dan satu-satunya kekuatiran saya adalah bila kiamat itu terjadi adalah saya tidak disamping nenek saya.

Gara-gara ramalan kiamat itu, saya yang waktu itu umur 6 atau 7 tahun, jadi bertindak aneh. Nenek saya pergi, saya susul naik sepeda, kadang jalan kaki, sekuat saya. Sering saya dimarahi, karena menyeberang sendirian di jalan besar. Karena kepribadian yang tertutup, saya tidak jujur mengapa menyusul dan mengikuti nenek kemana-mana, yang ada saya tambah menangis dan rewel. Sungguh kenangan yang buruk.

Tahun 2000, ada lagi ramalan kiamat, kalau yang ini disebabkan kesejajaran planet, Bumi, Matahari, Mercurius, Venus, Mars, Jupiter, Saturnus berada pada satu garis, yang mengakibatkan bencana hebat. Lagi-lagi saya baca berita tersebut dari koran, bersambung, penuh dengan kalimat-kalimat ilmiah. Akhirnya tepat di hari kiamat diramalkan terjadi, saya dalam perjalanan berangkat ujian ke kampus, matahari bersinar terang, sambil bersenandung End of the World-nya the Carpenter, geli dan sedikit menyesali mengapa kiamat tidak terjadi saja agar ujian bisa batal.
Saya menanyakan, dari segi orang awam terhadap jurnalistik, apa etis media menayangkan berita hoax. Baik saja kalau menyoroti sisi bahwa ada sekelompok orang yang percaya bahwa kiamat terjadi tanggal sekian, dengan alasan sedemikian, namun hendaknya tidak membuat reportase nubuat kiamat yang seolah-olah ilmiah namun sebenarnya fiksi.

Tidak semua pembaca bisa menyaring berita yang dibacanya, tak terkecuali saya yang berumur 7 tahun, membahayakan diri saya demi mendekat pada orang tercinta pada saat kiamat!

Wednesday 19 December 2012

Membaca CPL (Mengenal BP, BV, dan CPL)


Konsultan Oriflame yang berniat serius hendaknya mempunyai rencana dan perhitungan, misalnya perhitungan berapa BP yang harus didapatkan per belanjaan. Setiap bulan misalnya, untuk level konsultan agar mendapatkan bonus, minimal akumulasi belanja 100BP. Dengan mengetahui perhitungan berapakah 100BP, setidaknya ada gambaran, walaupun tidak pegang CPL, kalau belanja berapa BP yang didapatkan.

Business Value (BV) adalah nilai rupiah suatu produk sebelum pajak. BV ini berguna untuk menghitung bonus.

Bonus Poin (BP) adalah poin dari setiap produk yang akan dipakai untuk menghitung bonus. 
1 BP = 5300BV + 10%
1 BP = Rp5.830 
Consultant Price (CP) adalah nilai produk setelah pajak, yang dibayarkan konsultan 
CP = BV + 10% >>> 10% ini adalah nilai pajak 
Harga Katalog adalah harga yang terdapat di katalog, merupakan harga yang dikenakan pada non member
Harga Katalog = CP (harga member) + 30% = CP X 1,3 
Harga member adalah harga katalog : 1,3 ; merupakan harga yang dibayarkan oleh member

Puyeng ya? Nggak juga sih sebenarnya, karena perhitungan di atas sudah ada di CPL (Consultant Price List).

Lho kalau sudah ada di CPL, ngapain repot-repot dipikirkan? Ya supaya ada gambaran, agar konsultan mengerti isi price list dan mengerti gambaran perhitungan. Oke lanjut ke contoh perhitungan ya.....

Berapa BP yang didapatkan apabila Harga Katalog = Rp200.000? 
Harga member = Harga katalog : 1,3
Harga member = Rp200.000 : 1,3
Harga member = Rp153.900 (dibulatkan ke atas, ratusan)

BP = Harga member : 5830
BP = Rp153.900 : 5830
BP = 26 BP (dibulatkan ke bawah)
Nilai di atas adalah gambaran, tetapi tidak mutlak, karena barang tertentu seperti aksesoris, nilai BPnya lebih kecil. Walau demikian, cukuplah memberi gambaran berapa nilai BP yang didapatkan apabila berbelanja.


Tuesday 18 December 2012

Mengkreditkan? Pikir Seribu Kali...



Mengkreditkan barang sudah umum dilakukan, namun sebelum melakukannya, pertimbangkan dulu dengan baik. Ada yang nanya, tentang kemungkinan mengkreditkan produk Oriflame. Kalau pendapat saya, saya tidak setuju, begitu pula dari manajemen Oriflame pun sangat tidak menyarankan.

Mengapa tidak disarankan? Karena dikuatirkan apabila mengkreditkan dan ternyata dibawa kabur oleh pembeli (kredit macet), lama-kelamaan modal akan habis, sehingga akhirnya bisnisnya mandeg. Bukannya kita menginginkan bisnis ini membawa keberhasilan?

Kalau begitu apa yang harus kita lakukan menghadapi orang yang yang maunya kredit?
  1. Tolak dengan halus, katakan kalau saya berbisnis karena modalnya kecil, untuk mengkreditkan belum ada modal (bisa juga sambil becanda: modalin dong, hehehe)
  2. Tawarkan produk-produk yang terjangkau, sebagai contoh: untuk kosmetik ada Giordani ada Very Me, kalau dia maunya Giordani tapi kredit, coba tawarkan Very Me tapi cash
Kemungkinan teman-teman yang mepertimbangkan kredit karena takut persaingan dan tidak berani menghadapi omongan orang. Ada orang yang mengecam pedagang yang nggak mau memberi tempo, kalau menghadapi omongan begini saja belum bisa, bagaimana nanti menagihnya? Dia mengecam karena berharap diberi tempo/kredit, nanti kalau diberi kredit betulan, dia akan mengecam lagi agar bisa tidak membayar alias ngemplang, hiyyyyyyy takut.

Walaupun begitu, saya mencoba memandang dari sudut lain, bahwa ada sisi positif dari memberi kredit. Yang pertama, ini adalah peluang bisnis, banyak sekarang mulai dari otomotif seperti mobil dan motor sampai dengan barang perabotan rumah tangga yang memakai sistem kredit. Mengapa mereka memakai sistem kredit? Agar orang yang belum mampu membeli menjadi bisa membeli, yang tadinya membeli sedikit menjadi membeli banyak, jadi penawaran cicilan ini mempengaruhi keputusan pembeli.

Penjual yang ingin mencoba memberi kredit, sebaiknya mempunyai kualifikasi sebagai berikut:
  • Punya modal lebih
       Untuk mengambil produknya, kita harus ambil cash, sedangkan pembayaran dari pembeli tidak langsung penuh

  • Mampu menilai orang
        Mampu menilai apakah orang patut diberi pembayaran cicilan atau tidak. Lebih aman menawarkan ke orang yang sudah dikenal dengan baik, untuk menimalisir kerugian akibat kredit macet

  • Mampu menagih
        Tentu saja harus mampu menagih. Syaratnya sabar, gigih, dan tidak gampang putus asa

Yang harus dipertimbangkan adalah jangka waktu pembayaran, semakin cepat semakin baik modal berputar. Selain itu pikirkan kemungkinan apabila macet, apakah mau menyita atau memberlakukan denda. Hal itu patut dipikirkan dan dipertimbangkan.

Lakukan pencatatan, pada saat awal pengambilan barang lakukan pencatatan yang meliputi barang yang diambil, nilainya, cara pembayaran, jatuh tempo, dan tindakan yang dilakukan apabila terjadi macet. Pencatatan juga dilakukan pada saat mengambil cicilan.

Ada kenalan saya yang pekerjaannya adalah mengkreditkan barang. Beliau rajin keliling menagih dan menawarkan barang setiap pagi dan sore. Bahkan ada yang cicilannya harian beliau ladenin, tiap hari beliau dengan telaten mengambil cicilan tersebut. Pertanyaannya: apakah sudah siap gigih dan telaten seperti ini?

Apabila memang siap dengan kerja kerasnya dan siap menanggung risiko, dengan mempertimbangkan keuntungan yang didapat, silahkan saja dijalani. Tetapi kalau tidak siap menanggung risikonya, mikir seribu kali dulu ya....

Monday 17 December 2012

Hore!!! Kampanye Indah Warna-Warni Diperpanjang


Kampanye Indah Warna-Warni dari Oriflame diperpanjang lho. Bagi yang belum tahu apa itu Kampanye Indah Warna-Warni, promo ini merupakan promo dalam rangka ulang tahun ke-45 Oriflame, yang menghadirkan hadiah super keren.

Kampanye ini diperuntukkan member yang baru bergabung s.d 31 Desember 2012 dan juga member Oriflame yang merekrut 3 member langsung pada tanggal 1 November sampai dengan 31 Desember 2012. 

Promo untuk Member Baru

Untuk member baru, bergabung bersama Oriflame sekarang dan dapatkan produk-produk menawan senilai total Rp.917.000,- GRATIS!.
Cara Bergabung:
  • Jadilah Consultant Oriflame dengan Rp.39.900,- >>>> HUBUNGI SAYA YA :)
  • Lakukan order BP pertama minimal Rp.200.000,- dan dapatkan potongan harga*Rp.39.900,-
  • Anda bergabung bersama Oriflame GRATIS!
*Potongan biaya pendaftaran (Rp.39.900,-) akan diberikan saat Anda melakukan order BP pertama minimum Rp.200.000,- selama periode program.

Hadiahnya seperti ini nih:

Welcome Program 1

Raih kualifikasi untuk Welcome Program Step 1 dengan mencapai akumulasi order personal hingga 100 BP (Bonus Points) selama 30 hari pertama sejak bergabung sebagai Consultant Oriflame dan dapatkan Optimals Even Out Night Cream GRATIS!

Welcome Program 2

Raih kualifikasi untuk Welcome Program Step 2 dengan mencapai akumulasi order personal hingga 100 BP (Bonus Points) di bulan kedua Anda bersama Oriflame dan dapatkan Dancing Lady HypnoticNight Eau de Toilette GRATIS!

Welcome Program 3

Raih kualifikasi untuk Welcome Program Step 3 dengan mencapai akumulasi order personal hingga 100 BP (Bonus Points) di bulan ketiga Anda bersama Oriflame dan dapatkan LA STHLM Make-upPalette GRATIS!

Cara mendapatkan Welcome Program

Cara mendapatkan Welcome Program

Jangka waktu untuk mendapatkan Welcome Program adalah 30 hari sejak bergabung, Untuk mendapatkan Welcome Program para member diharuskan mempunyai min 100BP (bonus point) selama 1 periode katalog, dan untuk lolos Welcome Program harus berurutan ya.... Jadi kalau untuk lolos Welcome Program 2, harus lolos Welcome Program 1, dan untuk lolos Welcome Program 3, harus lolos Welcome Program 3. Gampang kan?

Promo untuk Sponsor

Bagikan kesuksesan Anda dan dapatkanMake-up Palette & Parfum Eksklusif ini senilai total Rp.1.058.000,-

Cara Mendapatkannya:
  • Rekrut 3 orang dan dukung mereka agar mencapai kualifikasi Welcome Program Step 1, dan dapatkan 45th Anniversary Blue Sapphire Eau de Parfum serta LA STHLM Make-up Palette GRATIS!
Rekrut 3 orang

Cukup dengan merekrut 3 orang sebagai downline langsung, dukung mereka agar dapat mencapai kualifikasi Welcome Program Step 1, dan dapatkan hadiahnya.

45th Anniversary Blue Sapphire Eau de Parfum serta LA STHLM Make-up Palette GRATIS!

Wah keren banget ya hadiah-hadiahnya. Yang mau bergabung sekarang, hubungi SEKAR di 0812-8099-3277 (SMS/Whatsapp/LINE) atau PIN BB 27F6C2ED atau inbox kehttps://www.facebook.com/sekartaji.hapsari

Tunggu apa lagi, promo ini berlaku 1 November-31 Desember 2012


Wednesday 12 December 2012

Kita Tak Pernah Gagal


Banyak di antara kita yang merasakan hidup ini diwarnai dengan kegagalan, kekecewaan, tidak sesuai dengan apa yang diinginkan. Pernahkah kita menyadari bahwa hidup itu tidak pernah gagal dan semua itu adalah yang kita inginkan?

Mana mungkin aku ingin gagal seperti ini? Mungkin sebagian yang membaca kalimat di atas akan berpikir seperti itu. Bagaimana mungkin gagal adalah keinginan saya? Jawabnya bisa ya dan bisa juga tidak. Kalau gagalnya adalah salah satu fase yang terjadi dalam meraih sesuatu, itu namanya bukan gagal, tapi konsekuensi dari belajar. Seperti halnya sewaktu kecil terjatuh ketika belajar naik sepeda, jatuh dari sepeda adalah konsekuensi dari belajar, bukan kegagalan.

Namun apabila kegagalan terjadi terus menerus, di titik yang sama, seumpama setiap kali membuka usaha selalu bangkrut, hati-hati, mungkin kegagalan tersebut adalah faktor dari dalam yang menginginkannya.

Sebagai contoh, pernahkan sewaktu kecil berkata dalam hati, “Nanti kalau aku sudah besar, aku nggak mau diatur uangku, aku akan jajan semauku.” Biasanya sih banyak yang punya perkataan dalam hati seperti ini, terutama yang pada waktu kecil keuangan dibatasi, baik karena keadaan ataupun karena didikan orang tua. Akibatnya ketika dewasa, kesulitan melakukan manajemen keuangan, akibat “janji hati” yang tidak sengaja terucap. Yang melekat di hati, tanpa sadar menjadi hal yang kita inginkan, yang kita inginkan terjadi artinya tidak gagal kan?

Apabila kegagalan terjadi terus menerus, sudah sepantasnyalah berintrospeksi, kita lihat apakah ini terjadi akibat keyakinan salah yang melekat dalam hati kita. 

Apa yang sudah melekat di hati, tidak mudah dihapuskan. Namun kalau mengubah keyakinan hati dengan tujuan untuk mendekatkan dengan kesuksesan, tidak ada salahnya dilakukan. Dengan menghargai dan mensyukuri kehidupan, adalah salah satu cara mengubah keyakinan hati, tentunya yang diubah atau dihilangkan adalah keyakinan negatif.

Mudah-mudahan bermanfaat.

Monday 10 December 2012

Bayi Perempuan Tidak Ditindik, Mengapa Tidak?

Anak kedua saya perempuan, dan tidak ditindik telinganya. Banyak dan seringkali orang bertanya, “kenapa nggak ditindik” atau sekedar berkomentar, “cewek kok nggak ditindik.” Ditambah dengan niat baik, mereka menambahkan kalau ditindik pas sudah dewasa sakit, bisa melenceng dan sebagainya. 

Saya berpikir kalau menindik bayi perempuan itu melanggar hak asasi manusia, karena saya melakukan perubahan pada fisiknya tidak dengan tujuan kesehatan. 

Sejauh ini saya mencari, saya tidak menemukan di literatur mana pun bahwa menindik telinga itu bermanfaat bagi kesehatan. Apabila bermanfaat, tentunya bayi laki-laki pun seharusnya ditindik telinganya, sama-sama punya telinga. 

Ada yang mengatakan, tindik telinga bertujuan untuk membedakan bayi laki-laki dan perempuan. Apabila hanya menjadi sekedar pembeda, bayi memakai rok atau memakai bando pun bisa terlihat kalau ini adalah bayi perempuan, tanpa harus melukai fisiknya. Itu pun jujur saja, saya tidak terlalu peduli, anak saya banyak memakai baju unisex yang nyaman, rok bayi seringkali ada hiasan-hiasan tidak perlu yang membuatnya gatal. 

Memakai anting pun berbahaya, rawan jatuh dan dipungut bayi sehingga tertelan atau melukai bayi. Bahan pencampur anting pun seringkali menimbulkan alergi. Berdasarkan pertimbangan di atas, saya tidak menemukan alasan sedikit pun untuk menindik telinga anak saya. 

Apakah bayi perempuan Anda ditindik telinga?