Sering
dalam kehidupan, kita tidak memilih melakukan sesuatu hal karena takut
ditertawakan. Rasanya konyol bila melakukan A atau melakukan B, sepertinya
lebih keren kalau kita melakukan X atau Y. Apabila X atau Y bisa dilakukan,
tentunya persoalan menjadi mudah saja. Namun terkadang X atau Y itu membutuhkan
kompetensi tertentu, yang barangkali untuk bisa melakukan X atau Y, kita harus
melakukan A dan B terlebih dulu.
Pada
kenyataannya, yang menertawakan itu hampir-hampir tidak ada. Itu adalah gema
yang terjadi di dalam hati, dimana pernah ditertawakan atau dicibir orang di
masa lalu. Atau kadang yang mencibir di masa sekarang tapi orang yang tidak
kita kenal atau tidak berarti, dimana sakit lebih terasa akibat ditambah gema sakit
dari masa lalu.
Kalau
seperti ini sebaiknya menyembuhkan hati lebih dahulu. Cara termudah yang kita lakukan
adalah melampiaskan sampai lega kemudian memaafkan.
Dalam
hening kita bayangkan peristiwa yang pernah menyebabkan kita sangat malu,
kemudian bayangkan dengan jelas, kapan, dimana, siapa yang melakukan, bagaimana
melakukannya, bayangkan sejelas-jelasnya (proses ini bisa sangat meyakitkan).
Kemudian bayangkan kita membalas dalam peristiwa itu, bayangkan yang ingin
dilakukan. Bayangan ini bebas, tidak terikat oleh norma (kecuali norma yang
kalau tidak dijalankan kita akan merasa tidak nyaman). Bayangkan
sebebas-bebasnya, lampiaskan sejadi-jadinya, sampai merasa lega.
Setelah
lega didapat (harus sampai benar-benar lega), lakukan pemaafaan. Maafkanlah,
kalau perlu peluk orang yang bersalah itu. Maafkan juga diri sendiri.
Setelah
melakukan ini, lupakan dulu masalah ini, santai-santai saja, biarkan mengendap.
Keesokan harinya atau beberapa hari kemudian, coba lakukan hal yang awalnya
kita malu. Biasanya bebannya sudah tidak seberat saat awal, atau malahan hilang
sama sekali. Selamat mencoba.
Sumber gambar: http://www.clipartof.com/gallery/clipart/laughing_at_someone.html
Sumber gambar: http://www.clipartof.com/gallery/clipart/laughing_at_someone.html
No comments:
Post a Comment